CERPEN
KARYA : NAILAH
“ ”
Marta seorang gadis yang cantik dan pintar, hidupnya
tumbuh dalam keluarga yang sangat miskin, namun suatu ketika marta sudah tumbuh
menjadi seorang remaja yang baru mengenal cinta.
Suatu
hari marta berjalan dengan pria yang marta cintai bahkan dia rela berkorban
demi mendapatkan apa yang dia inginkan, dalam hidupnya selama belasan tahun
marta menahan rasa sedihnya karena marta tidak merasakan yang namanya duduk
dibangku sekolah, namun marta menyadari segala kekurangannya biarpun hidupnya
tidak tumbuh seperti remaja lainnya namun marta tetap bersyukur karena dikasih
seperti remaja lainnya namun marta tetap bersyukur karena dikasih kesehatan dan
tubuh yang sempurna. Oleh tuhan yang mahasa esa. Pada suatu kesempatan marta
menghadari pesta yang digelar oleh karang taruna dikampungya. Disana marta
datang dengan dijemput oleh seorang cowok yang bernama Hengki.
Dalam
perjalanannya marta banyak diam tanpa sepatah katapun. Merasa tidak enak dengan
suasana yang sepi hengki bertanya pada marta “Emangnya ada acara apa kita harus
mengadakan pesta ini, tujuannya itu apalah kira-kira menurutmu marta ?. marta
tetap diam dan terus berjalan, namun didalam hatinya merasa bergetar karena
harus hengki yang jemput marta, hengki merasa tidak puas karena marta tidak
menjawab, hengkipun merasakan ada rasa suka terhadap marta, dalam berjalanan
marta dan hengki bertemu dengan randa dan novita kebetulan akan menghadari
pesta karang taruna yang ada dikampungnya juga, mereka berempat tanpa basa-basi
langsung berjalan dengan santai mereka hanyut dalam perjalanan dengan canda
tawa yang mereka ciptakan.
Tidak
terasa tempat pestapun sudah didepan
mata, dengan senang hati semuanya memasuki ruangan dan berkumpul dengan anggota
karang taruna yang lainnya. Namun dikampung antara cowok dengan cewek duduk
dengan terpisah. Seiring berjalanya waktu pestapun terus berlanjut, tanpa
terasa keharusan muncuk ketika martsa secara sekilas teringat akan wajahnya
hengki dari tempat duduknya.
Namun
entah gerakan apa marta dan hengki saling berpandangan mulai dari pandangan itu
lah marta merasa ada getaran cinta diantara mereka. Ketika pesta selesai hengki
menghampiri marta sambil berkata “marta
nanti hengki yang ngantar pulang ya …? Martapun mengangguk sambil
tersenyum, dari pesta karang taruna tersebut membuat rasa suka mereka semakin
dekat.
Sering
bergantinya waktu tanpa terasa marta dan hengki sudah menjadi sepasang kekasih
yang Nampak begitu akrap selama dua tahun mereka menjalin cinta yang biasa di
rasakan oleh sepasang remaja. Namun suatu ketika marta merasa sedih, karena
ayahnya tau kalau marta sudah pacaran, hidup marta jadi murung dan tidak suka
bercanda seperti pertama pacaran dengan hengki, melihat anaknya murung sang
ayah mencoba mendekati dan membujuk marta tak sampai disitu ayah bercerita pada
ibunya mengenai persoalan anaknya, dengan sifat keibuan, ibunya pun mendekati
marta.
Suatu hari sang ibu belanja ke pasar dan
martapun masih murung dan sedih sang ayah muncul mendekatnya tanpa disadari
martapun terkejut dengan kedatangan ayah yang sudah disampingnya, sang ayah
mencoba membujuk, martapun merasa senang karena sang ayah perduli dengannya,
namun kesenangan itu tak berlangsung
lama karena sang ayah mengacam kalau marta mau pacaran dan sampai
menijah ayah sebagai perhitungan selama membesar kan marta harus melayani dia.
Sebelum sang kekasih menikmatinya.
Dengan
mata melotot dan berderaian air mata marta tidak menyangka kalau ayah sebejat
itu “sambil tersedu-sedu menangis. Ayahnya tak peduli, namun marta juga berani
mengacam ayahnya” jika ayah tega menodai marta maka lebih baik marta mati dan
ayah masuk penjara” ancamnya”. Hingga akhirnya sang ayah mengurungkan marta,
namun kejahatan sang ayah tidak sampai disitu mengacam marta bahkan sampai tiga
kali.
Dengan mencoba memberani diri marta pamit
dengan ibu ingin dari kampungnya dengan alas an mencari pekerjaan ataupun cari
pengalaman bahkan sang ayah berlaku seperti orang tak bersalah. Ibunya pun
mengizinkan pada marta untuk pergi karena sang ibu mencium gelagat jahat sang
ayah. Dengan berat hati martapun pergi merantau. Sepeninggal marta sang ayah
dipenjara karena mencuri dirumah tetangga.
Dengan
rasa kasihan dan sedih marta berkata pada ibunya “ibu yang sabar ya ….?
Bertahun-tahun marta di daerah orang entah angina pa ? sehingga marta dapat
menemukan kembali cinta yang pernah ia rengguk ketika remaja dulu tak
henti-hentinya marta mengucap syukur karena hengki yang dulu cinta ingin
mengajak wamrta pulang dan menikah dengan hengki. Tanpa rasa ragu martapun mau
menikah dnegan hengki tanpa persetujuan sang ayah marta. Namun pada kahirnya
marta hidup bahagia dengan hengki, walau sang ayah membencinya.
*Mahasiswi Universitas Tridinanti Palembang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar