Rabu, 11 Januari 2012

DI UJUNG TANDUK


CERPEN
KARYA : NAILAH
“ ”

            Marta seorang gadis yang cantik dan pintar, hidupnya tumbuh dalam keluarga yang sangat miskin, namun suatu ketika marta sudah tumbuh menjadi seorang remaja yang baru mengenal cinta.
Suatu hari marta berjalan dengan pria yang marta cintai bahkan dia rela berkorban demi mendapatkan apa yang dia inginkan, dalam hidupnya selama belasan tahun marta menahan rasa sedihnya karena marta tidak merasakan yang namanya duduk dibangku sekolah, namun marta menyadari segala kekurangannya biarpun hidupnya tidak tumbuh seperti remaja lainnya namun marta tetap bersyukur karena dikasih seperti remaja lainnya namun marta tetap bersyukur karena dikasih kesehatan dan tubuh yang sempurna. Oleh tuhan yang mahasa esa. Pada suatu kesempatan marta menghadari pesta yang digelar oleh karang taruna dikampungya. Disana marta datang dengan dijemput oleh seorang cowok yang bernama Hengki.
Dalam perjalanannya marta banyak diam tanpa sepatah katapun. Merasa tidak enak dengan suasana yang sepi hengki bertanya pada marta “Emangnya ada acara apa kita harus mengadakan pesta ini, tujuannya itu apalah kira-kira menurutmu marta ?. marta tetap diam dan terus berjalan, namun didalam hatinya merasa bergetar karena harus hengki yang jemput marta, hengki merasa tidak puas karena marta tidak menjawab, hengkipun merasakan ada rasa suka terhadap marta, dalam berjalanan marta dan hengki bertemu dengan randa dan novita kebetulan akan menghadari pesta karang taruna yang ada dikampungnya juga, mereka berempat tanpa basa-basi langsung berjalan dengan santai mereka hanyut dalam perjalanan dengan canda tawa yang mereka ciptakan.
Tidak terasa tempat pestapun  sudah didepan mata, dengan senang hati semuanya memasuki ruangan dan berkumpul dengan anggota karang taruna yang lainnya. Namun dikampung antara cowok dengan cewek duduk dengan terpisah. Seiring berjalanya waktu pestapun terus berlanjut, tanpa terasa keharusan muncuk ketika martsa secara sekilas teringat akan wajahnya hengki  dari tempat duduknya.
Namun entah gerakan apa marta dan hengki saling berpandangan mulai dari pandangan itu lah marta merasa ada getaran cinta diantara mereka. Ketika pesta selesai hengki menghampiri marta sambil berkata “marta  nanti hengki yang ngantar pulang ya …? Martapun mengangguk sambil tersenyum, dari pesta karang taruna tersebut membuat rasa suka mereka semakin dekat.
Sering bergantinya waktu tanpa terasa marta dan hengki sudah menjadi sepasang kekasih yang Nampak begitu akrap selama dua tahun mereka menjalin cinta yang biasa di rasakan oleh sepasang remaja. Namun suatu ketika marta merasa sedih, karena ayahnya tau kalau marta sudah pacaran, hidup marta jadi murung dan tidak suka bercanda seperti pertama pacaran dengan hengki, melihat anaknya murung sang ayah mencoba mendekati dan membujuk marta tak sampai disitu ayah bercerita pada ibunya mengenai persoalan anaknya, dengan sifat keibuan, ibunya pun mendekati marta.
 Suatu hari sang ibu belanja ke pasar dan martapun masih murung dan sedih sang ayah muncul mendekatnya tanpa disadari martapun terkejut dengan kedatangan ayah yang sudah disampingnya, sang ayah mencoba membujuk, martapun merasa senang karena sang ayah perduli dengannya, namun kesenangan itu tak berlangsung  lama karena sang ayah mengacam kalau marta mau pacaran dan sampai menijah ayah sebagai perhitungan selama membesar kan marta harus melayani dia. Sebelum sang kekasih menikmatinya.
Dengan mata melotot dan berderaian air mata marta tidak menyangka kalau ayah sebejat itu “sambil tersedu-sedu menangis. Ayahnya tak peduli, namun marta juga berani mengacam ayahnya” jika ayah tega menodai marta maka lebih baik marta mati dan ayah masuk penjara” ancamnya”. Hingga akhirnya sang ayah mengurungkan marta, namun kejahatan sang ayah tidak sampai disitu mengacam marta bahkan sampai tiga kali.
 Dengan mencoba memberani diri marta pamit dengan ibu ingin dari kampungnya dengan alas an mencari pekerjaan ataupun cari pengalaman bahkan sang ayah berlaku seperti orang tak bersalah. Ibunya pun mengizinkan pada marta untuk pergi karena sang ibu mencium gelagat jahat sang ayah. Dengan berat hati martapun pergi merantau. Sepeninggal marta sang ayah dipenjara karena mencuri dirumah tetangga.
Dengan rasa kasihan dan sedih marta berkata pada ibunya “ibu yang sabar ya ….? Bertahun-tahun marta di daerah orang entah angina pa ? sehingga marta dapat menemukan kembali cinta yang pernah ia rengguk ketika remaja dulu tak henti-hentinya marta mengucap syukur karena hengki yang dulu cinta ingin mengajak wamrta pulang dan menikah dengan hengki. Tanpa rasa ragu martapun mau menikah dnegan hengki tanpa persetujuan sang ayah marta. Namun pada kahirnya marta hidup bahagia dengan hengki, walau sang ayah membencinya.

 *Mahasiswi Universitas Tridinanti Palembang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar