NASKAH DRAMA SATU BABAK
Pertemuan…
Matahari semakin panas terik dan semakin
menggit, di persimpangan tiga ada seorang nenek yang renta sedang memegang satu
botol air minum, dia merintih merasakan nyeri di kakinya dan ia sambil meraba –
raba ternyata kakinya terluka karena nenek berusaha mengambil botol air minum
yang jatuh tergeletak di pinggir jalan. Tiba- tiba ada seorang anak datang
denga rasa kasihan seorang anak menghampiri sambil menatap kepada nenek yang
meringis kesakitan…..
‘’Si
Anak bertanya kepada nenek….’’
Nenek
kok meringis dan kenapa kakinya berdarah…?
……(
dengan membalas senyum sekilas nenek tetap diam…..)
Sambil
tetap meringis sang nenek mengusap darah yang mengalir dan nenek berusaha untuk
tetap bertahan meski badannya terasa lelah……..
….mmm…mangnya
kamu mau kemana nak?….”sang nenek bertanya dengan nada suara yang
terbata-bata…..
‘’
Si anak berkata….oya nek kenapa nenek ada di sini…hari sudah
malam nek…? Ucap si anak…
‘’Dengan
suara serek-serek…dan sambil batuk-batuk sang nenek menjawab……nenek mau pulang
kerumah nak…..’’.rumah nenek dimana
langsung si anak bertanya……?
Aaaaaa…….h,
kaki sang nenek kembali sakit meski sudah di ikat dengan kain….
Dengan
cepat si anak membantu sang nenek…untuk mencegah rasa sakit yang di alami sang
nenek….’’
…ternyata
luka yang dialami sang nenek lumayan besar dan mengerikan……namun dengan lembut
si anak segera membantu nenek dengan penuh kasih sayang….
‘’
Sang nenek terus meringis merasakan nyeri pada kakinya….’’
Komplik….
Tanpa pikir panjang lagi si anak menggendong
sang nenek keteras rumah yang tidak jauh dari terpat kejadian…. Sambil mata
terprjam nenek bertanya…’’nenek sudah di bawa pulang kerumahkan….mana anak cucu
nenek kenapa tidak terlihat….ucap nenek dengan mata terpejam..???
‘’
Mendengar suara si anak dan nenek tuan tumah keluar…..( sambil melihat keluar
juai…nama tuan rumah)….Ada apa malam-malam begini kenapa kalian ada di teras
saya ujar Juai……?dengan pandangan mata
yang lesu si anak mencoba menjelaskan atas pertemuan si anak dan sang
nenek….(‘juai memanggil suaminya ‘’Jeni”…papa coba lihat di luar teras kita ada
seorang nenek yang terluka dan sekarang dia di temani oleh seorang anak tapi
bukan keluarganya…kasian sekali neneknya….ujar Juai ke suaminya, kemudian
dengan sigap Jeni keluar dengan di iringi istrinya’Juai’…..setelah Jeni melihat
kondisi sang nenek..segera mengajaksi anak untuk di bawa ke dalam rumah
saja….sesampainya di dalam rumah…sang nenek segera di baringkan di
sopa…ternyata sang nenek telah pingsan.
“Jeni
: merasa kasian dia menyuruh
sang istri ‘ Juai’ memanggil bidan yang ada di
dekat
rumahnya…beruntungnya si bidan ada di rumah tanpa mengalami kesulitan segera Bu
Bidan Emilia memeriksa keadan sang nenek yang pingsan
karena teluka dan bingung mau pulang tapi tidak tau kemana…” (Bidan Emilia
memeriksa……)’’
Bidan
Emilia…bertanya kepada sang Anak yang menolong
pertamanya….tanpa rasa takut
sang Anak menceritakan semuanya mulai dari perjalananya sehingga dia menemukan Sang
Nenek yang meringis kesakitan karena terluka……sementara
menunggu sang nenek siuman terjadi pecakapan yang
serius antara, si Anak, Juai, Jeni, bu Bidan Emilia…….
‘’Si
Anak: Bu Bidan aku bingung tadi aku
Tanya pada nenek mau kemana..dia jawab nenek mau pulang kerumah tapi tidak
sempat dia memberikan alamatnya…luka yang ia balut dengan
kain bedarah lagi..dan abis itu nenek lemah terkulai….makanya aku bawa
kerumah ii dengan harapan bias menolong sang nenek ini……cerita si
Anak’’
‘’Bu
bidan: kira- kira kita bisa tidak menemukan kelurganya…soalnya kasian sang
Nenek menderita kepikunan jadi kita susah
untuk bertanya di mana rumahnya…..ucap Amelia.’’ Sambila
memijat-mijat tangan nenek…yang masih tergolek pingsan….
‘’Si
Anak : terus gimana dong…????
‘’Bu
Bidan : ‘ya kita tunggu sampai nenek ini sadar dulu baru kita pikirin
bagamana caranya agar bias menemukan kelurganya……
(Semuanya…….terdiam
tanpa pembicaraan sedkitpun )
“Juai
: Jujur ya nak ibu sangat takut kalau
terjadi apa-apa kami tidak mau bertanggung jawab…sebab semuanya penuh dengan
resiko…..dengan muka yang cemberut.
“Juai
: menoleh suaminya’Jeni’…..berharap ada
jawan pasti agar sang nenek di larikan dari
rumahnya karena dia takut sang nenek meninggal…semua itu tentu tidak diharapkannya.
‘’Jeni:
( diam seribu bahasa……berbicara satu patah kata pun…..)
Sementara
itu denagan berjalanya waktu semunya tidak bisa menemukan ide bagaimana jalan
keluarnya. Harapan semuanya sang nenek dapat menemukan keluarganya kembali,
namun harapan itu sangatlah tipis dikarnakan sang nenek belum sadarkan diri dan
kemungkinan nenek bisa memberikan jawanban yang pasti, sang Nenek menderitan
penyakit ‘Pikun’. Sementara itu antara Jeni dan Juai terjadi cekcok yang sangat
menyinggung perasaan si Anak intinya…Juai menyalahkan si Anak kenapa dia bawa
sang nenek kerumahnya….(bagaimana kalau dia meninggal siapa yang mau tanggung
jawab, pokoknya sekarang juga bawa keluar nenek yang tua bangaka ini…..aku tidak
mau nanti dia meninggal dirumah ini..ujar Juai dengan kerasnya). Jeni mencoba
menenangkan sang istrinya kesal karena
takut nenek meninggal di rumahnya….dengan rasa jengkel dan marah sang
suami’Jeni’membentak istrinya dengan nada tinggi ( pokokkya kita tunggu sampai
kapan nenek ini sadar…dan apabila terjadi hal yang tidak diinginkan kita suruh
orang kampung ini menyebarkan berita dari Koran sampai media elektronik
sekalipun……..ucap sang suami)….toh kita Cuma menolong saja…sembari menatap sang
nenek…
Beberapa hari kemudian sang nenek sadar
dari pingsannya….meskipun luka yang dikakinya masih belum sembuh….namun
ternyata semuanya diluar dugaan…dimana dugaan bidan Emilia sang nenek menderita
pikun…ternyata dia mengingat semunya mulai dari awal dia tersesat sampai dia di
temukan sia Anak yang lagi terluka……
…’’(terjadi
percakapan antara Sianak denagan sang nenek….ketika siAnak dating kembali
menengok sang nenek yang kebetulan tidak jauh dari rumahnya….)’’
‘’Sang
Nenek : Nak kalau kamu tidak keberatan tolong antarkan nenek pulang kerumah
Di jalan Anjungan..lorong bambu ( ucap sang nenek ).
‘’Si
Anak : Inyaallah aku bias mengantarkan nenek pulang kerumah karena
kebetulan tidak jauh dari kecamatan tempat ia tinggal….(kenapa nenek sampai
tersesat kekampung ini nek?...Ucap Si Anak)..bukanya tempat nenek lumaian jauh
dari sini…..
Pertemuan…
“Sang
Nenek: Dia menceritakan semuanya sampai terahir dia tersesat di kampung
ini….namun tanpa sepengetahuan semuanya ternyata kelurga sang nenek telah
mendengar di mana keberadaan sang nenek….hingga ahirnya sang nenek di temukan
dan di bawa pulang kerumahnya…dengan rasa terima kasih seluruh kelurga, telah
menemukan kembali sang nenek yang tersesat…mengundang keluarga Jeni dan Sianak
untuk makan bersama…..di rumah nenek. Sehingga semua perselisihan, perdebatan,
dan kesalah pahamanpun hilang tanpa ada rasa jengkel yang tersirat dengan
kebersamaan yang telah membuat semuanya menjadi indah….
*Mahasiswi Unanti Palembang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar