Rabu, 11 Januari 2012

TIDAK SELAMANYA BENAR”


NASKAH DRAMA SATU BABAK


Pertemuan…
Matahari semakin panas terik dan semakin menggit, di persimpangan tiga ada seorang nenek yang renta sedang memegang satu botol air minum, dia merintih merasakan nyeri di kakinya dan ia sambil meraba – raba ternyata kakinya terluka karena nenek berusaha mengambil botol air minum yang jatuh tergeletak di pinggir jalan. Tiba- tiba ada seorang anak datang denga rasa kasihan seorang anak menghampiri sambil menatap kepada nenek yang meringis kesakitan…..
‘’Si Anak bertanya kepada nenek….’’
Nenek  kok meringis dan kenapa kakinya berdarah…?
……( dengan membalas senyum sekilas nenek tetap diam…..)
Sambil tetap meringis sang nenek mengusap darah yang mengalir dan nenek berusaha untuk tetap bertahan meski badannya terasa lelah……..
….mmm…mangnya kamu mau kemana nak?….”sang nenek bertanya dengan nada suara yang terbata-bata…..
‘’ Si anak berkata….oya nek kenapa nenek ada di sini…hari sudah malam nek…? Ucap si anak…
‘’Dengan suara serek-serek…dan sambil batuk-batuk sang nenek menjawab……nenek mau pulang kerumah nak…..’’.rumah nenek  dimana langsung si anak bertanya……?
Aaaaaa…….h, kaki sang nenek kembali sakit meski sudah di ikat dengan kain….
Dengan cepat si anak membantu sang nenek…untuk mencegah rasa sakit yang di alami sang nenek….’’
…ternyata luka yang dialami sang nenek lumayan besar dan mengerikan……namun dengan lembut si anak segera membantu nenek dengan penuh kasih sayang….
‘’ Sang nenek terus meringis merasakan nyeri pada kakinya….’’
Komplik….
Tanpa pikir panjang lagi si anak menggendong sang nenek keteras rumah yang tidak jauh dari terpat kejadian…. Sambil mata terprjam nenek bertanya…’’nenek sudah di bawa pulang kerumahkan….mana anak cucu nenek kenapa tidak terlihat….ucap nenek dengan mata terpejam..???
‘’ Mendengar suara si anak dan nenek tuan tumah keluar…..( sambil melihat keluar juai…nama tuan rumah)….Ada apa malam-malam begini kenapa kalian ada di teras saya ujar Juai……?dengan  pandangan mata yang lesu si anak mencoba menjelaskan atas pertemuan si anak dan sang nenek….(‘juai memanggil suaminya ‘’Jeni”…papa coba lihat di luar teras kita ada seorang nenek yang terluka dan sekarang dia di temani oleh seorang anak tapi bukan keluarganya…kasian sekali neneknya….ujar Juai ke suaminya, kemudian dengan sigap Jeni keluar dengan di iringi istrinya’Juai’…..setelah Jeni melihat kondisi sang nenek..segera mengajaksi anak untuk di bawa ke dalam rumah saja….sesampainya di dalam rumah…sang nenek segera di baringkan di sopa…ternyata sang nenek telah pingsan.
Jeni :             merasa kasian dia menyuruh sang istri ‘ Juai’ memanggil bidan yang ada di
                        dekat rumahnya…beruntungnya si bidan ada di rumah tanpa mengalami                             kesulitan segera Bu Bidan Emilia memeriksa keadan sang nenek yang                                    pingsan karena teluka dan bingung mau pulang tapi tidak tau kemana…”                                  (Bidan Emilia memeriksa……)’’
Bidan Emilia…bertanya kepada sang Anak yang menolong pertamanya….tanpa rasa                                takut sang Anak menceritakan semuanya mulai dari perjalananya sehingga                               dia menemukan Sang Nenek yang meringis kesakitan karena                                           terluka……sementara menunggu sang nenek siuman terjadi pecakapan                               yang serius antara, si Anak, Juai, Jeni, bu Bidan Emilia…….
’Si Anak:   Bu Bidan aku bingung tadi aku Tanya pada nenek mau kemana..dia jawab                         nenek mau pulang kerumah tapi tidak sempat dia memberikan                                                alamatnya…luka yang ia balut dengan kain bedarah lagi..dan abis itu nenek                                 lemah terkulai….makanya aku bawa kerumah ii dengan harapan bias                                    menolong sang nenek ini……cerita si Anak’’
’Bu bidan: kira- kira kita bisa tidak menemukan kelurganya…soalnya kasian sang Nenek                     menderita kepikunan jadi kita susah untuk bertanya di mana                                                 rumahnya…..ucap Amelia.’’ Sambila memijat-mijat tangan nenek…yang                        masih tergolek pingsan….
’Si Anak : terus gimana dong…????
’Bu Bidan : ‘ya kita tunggu sampai nenek ini sadar dulu baru kita pikirin bagamana                             caranya agar bias menemukan kelurganya……
(Semuanya…….terdiam tanpa pembicaraan sedkitpun )
“Juai :    Jujur ya nak ibu sangat takut kalau terjadi apa-apa kami tidak mau bertanggung                jawab…sebab semuanya penuh dengan resiko…..dengan muka yang cemberut.
Juai :  menoleh suaminya’Jeni’…..berharap ada jawan pasti agar sang nenek di larikan                 dari rumahnya karena dia takut sang nenek meninggal…semua itu tentu tidak                    diharapkannya.
’Jeni: ( diam seribu bahasa……berbicara satu patah kata pun…..)
Sementara itu denagan berjalanya waktu semunya tidak bisa menemukan ide bagaimana jalan keluarnya. Harapan semuanya sang nenek dapat menemukan keluarganya kembali, namun harapan itu sangatlah tipis dikarnakan sang nenek belum sadarkan diri dan kemungkinan nenek bisa memberikan jawanban yang pasti, sang Nenek menderitan penyakit ‘Pikun’. Sementara itu antara Jeni dan Juai terjadi cekcok yang sangat menyinggung perasaan si Anak intinya…Juai menyalahkan si Anak kenapa dia bawa sang nenek kerumahnya….(bagaimana kalau dia meninggal siapa yang mau tanggung jawab, pokoknya sekarang juga bawa keluar nenek yang tua bangaka ini…..aku tidak mau nanti dia meninggal dirumah ini..ujar Juai dengan kerasnya). Jeni mencoba menenangkan sang istrinya  kesal karena takut nenek meninggal di rumahnya….dengan rasa jengkel dan marah sang suami’Jeni’membentak istrinya dengan nada tinggi ( pokokkya kita tunggu sampai kapan nenek ini sadar…dan apabila terjadi hal yang tidak diinginkan kita suruh orang kampung ini menyebarkan berita dari Koran sampai media elektronik sekalipun……..ucap sang suami)….toh kita Cuma menolong saja…sembari menatap sang nenek…
Beberapa hari kemudian sang nenek sadar dari pingsannya….meskipun luka yang dikakinya masih belum sembuh….namun ternyata semuanya diluar dugaan…dimana dugaan bidan Emilia sang nenek menderita pikun…ternyata dia mengingat semunya mulai dari awal dia tersesat sampai dia di temukan sia Anak yang  lagi terluka……
…’’(terjadi percakapan antara Sianak denagan sang nenek….ketika siAnak dating kembali menengok sang nenek yang kebetulan tidak jauh dari rumahnya….)’’
’Sang Nenek : Nak kalau kamu tidak keberatan tolong antarkan nenek pulang kerumah Di jalan Anjungan..lorong bambu ( ucap sang nenek ).
’Si Anak : Inyaallah aku bias mengantarkan nenek pulang kerumah karena kebetulan tidak jauh dari kecamatan tempat ia tinggal….(kenapa nenek sampai tersesat kekampung ini nek?...Ucap Si Anak)..bukanya tempat nenek lumaian jauh dari sini…..
Pertemuan…
Sang Nenek: Dia menceritakan semuanya sampai terahir dia tersesat di kampung ini….namun tanpa sepengetahuan semuanya ternyata kelurga sang nenek telah mendengar di mana keberadaan sang nenek….hingga ahirnya sang nenek di temukan dan di bawa pulang kerumahnya…dengan rasa terima kasih seluruh kelurga, telah menemukan kembali sang nenek yang tersesat…mengundang keluarga Jeni dan Sianak untuk makan bersama…..di rumah nenek. Sehingga semua perselisihan, perdebatan, dan kesalah pahamanpun hilang tanpa ada rasa jengkel yang tersirat dengan kebersamaan yang telah membuat semuanya menjadi indah….



 *Mahasiswi Unanti Palembang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar